Pengalaman Operasi UDT (Penurunan Testis)

 Mei 2022, usia Arzan baru 2 minggu saat mambah menemukan bahwa ada benjolan di bagian perut bawah sebelah kiri Arzan. 

Saat umma cek ternyata iya benjolan cukup jelas, karena panik dan kalau mau ke dokter pun harus nunggu Abba pulang kerja, akhirnya langkah pertama adalah cek di halodoc. 


Saat itu bertanya pada dr Spesialis anak tentang benjolan di perut bawah arzan. Saat di fotokan ke dokternya, dokter bilang kemungkinan adalah Hernia Inguinalis. Dokter lalu menjelaskan secara singkat dan meminta kami untuk langsung mengunjungi Dokter Spesialis Bedah Anak untuk memastikan benjolan tersebut. 


Waktu itu salah satu kesalahan kami adalah malah datang ke dr Spesialias Anak, dmana akhirnya dr dokter tersebut diminta untuk tes lab ke sebuah lab klinik terkenal. 


                                                                   Arzan praoperasi UDT 



Setelah itu kami memutuskan langsung ke RS dan ke Dr Bedah Anak saat usia Arzan kurang dari sebulan (sedih bgt kalau inget momen ini bawa bayi antri ke RS) huhu. Arzan pergi ke dua rumah sakit yakni RSUD Kota Bandung dan Hermina Arcamanik, dokter pun kemudian meminta Arzan d USG terlebih dahulu. Setelah di USG hasilnya menunjukan bahwa testis kanan Arzan bagus dan normal sedangkan testis kiri belum turun ke tempatnya dan masih ada di bagian perut bawah seblah kiri. 

Keadaan ini disebut juga UDT atau undensensus testis. 


Undesensus testis, atau yang sering disebut juga kriptorkidismus, adalah kondisi tidak adanya testis di dalam salah satu atau kedua skrotum. Undesensus testis (UDT) merupakan kelainan urologi kongenital yang sering ditemui pada bayi laki-laki akibat kegagalan penurunan testis dari pul bawah ginjal (lower kidney pole) ke dalam skrotum (alomedika.com) 


Lalu dokter menyarankan untuk ditunggu hingga usia 1 tahun, karena testis bisa dtunggu untuk turun secara alami hingga usia tersebut. Jika di usia 1 tahun testis masih belum turun maka diperlukan tindakan operasi untuk menurunkannya. 



                                    Ini adalah gambaran testis yang tidak turun ke scrotum



Bagaimana perasannya ? 

Awalnya sedih, takut, kecewa, dan berharap masih ada kesempatan Arzan untuk tidak perlu di operasi. 

Yang jadi orang tua pasti tau rasanya, ketika lihat anak di imunisasi atau anak sakit saja kita bisa ikutan menangis karena sedih melihat anak kesakitan. Apalagi membayangkan anak kecil yang harus dioperasi. Ga sanggup. 


Kalau ditanya apakah anaknya ada keluhan ? 

Sama sekali tidak ada. Tidak ada kesakitan atau tanda rewel karena UDT tersebut. 

Bahkan ada beberapa temen yang mengira keputusan Arzan di khitan di usia 7 bulan berkaitan dengan hal ini. Padahal keputusan khitan murni sudah kami pikirkan sebelum Arzan lahir.



Akhirnya dalam penantian dengan doa selama satu tahun, tibalah saatnya Arzan untuk kontrol di usia 1 tahun. Dokter pun meminta Arzan untuk d USG ulang, dan qodarullah ternyata hasilnya testis kirinya masih berada di bagian atas. Dokterpun lalu meminta Arzan untuk segera dioperasi. 


                                            Hasil USG Arzan 


Dokter menjelaskan bahwa kalau tidak segera di operasi khawatir testis akan terlilit (lupa terlilit apa) dan bisa menyebabkannya mati atau tidak berfungsi. 


Sempat bertanya kepada dokter karena khawatir mengenai operasi Arzan.


“ Dok ini operasi besar ga ya ? “ 


“Engga kok bu ini bukan operasi besar, hanya sayatan aja, insyaAllah cepet sembuhnya” 


Dokter juga menjelaskan jika d rumah nanti lukanya hanya perlu dirawat dengan hansaplast. 


“Sering dganti ya Bu hansaplastnya jangan sampai lembab dan kotor apalagi kalau terkena pup harus segera dibersihkan” 



Mendengar dokter yang menjelaskan sperti itu kekhawatiran pun sedikit berkurang karena membayangkan bahwa luka hanya perlu dirawat dengan betadine dan hansaplast bayangannya ga se seram jika perawatan menggunakan perban. 


Lalu Arzan pun diminta untuk cek darah dan rontgen untuk kemudian dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. Setelah aman Arzan langsung dijadwalkan untuk operasi. 


Pra Operasi 


Arzan dijadwalkan operasi jam 16.30 dan dminta untuk datang ke RS jam 10.30.

Setelah mendaftar Arzan kemudian d cek kesehatannya d UGD dan menunggu sampai waktu operasinya tiba. 

Arzan jga diminta puasa selama 6 jam terhitung mulai jam 10.30 untuk persiapan operasi.

Puasa ini yg sempet bkin umma galau karena khawatir Arzan lapar atau haus :( 


Bada dzhur arzan di pasang selang infus terlebih dahulu. Jangan tanya bagaimana keadaannya jika anak bayi dipasang infus, orang tua saja kadang merasa kesakitan, apalagi anak bayi. Anaknya nangis ibunya jga ikutan nangis. 


Alhamdulillah nangisnya hanya saat dimasukan selang infus, setelah itu walau dia terlihat ga nyaman namun masih bisa dibawa kondusif. 


Sebelum ke RS Umma dan Abba memang bersiap membawa buku buku dan mainan favoritnya agar tidak bosan

                        Potret Arzan yg lagi bermain sama Abba d Ruang UGD 



Bada ashar Arzan dpindahkan ke ruang persiapan operasi, Arzan pun berganti menggunakan pakaian operasi. 

Poin penting ketika mau k RS yg terlupakan adalah memakai pakaian yang longgar atau berkancing depan atau sebagainya yang memudahkan jika ingin melepas pakaian, karena kan sudah terpasang infusan. Kemarin cukup sulit membuka baju Arzan karena Arzan memakai baju panjang dengan hanya kancing di bagian dada (alyas tidak full kancingnya). 



                                Arzan d ruang persiapan operasi setelah berganti baju



Setelah siap lalu Arzan dibawa oleh suster ke ruang khusus OP dan orang tua menunggu di luar. Kata suster durasinya kurang lebih satu jam. 


                                                    Umma menanti Arzan yg sedang operasi

MasyaAllah sepanjang penantian ternyata ga bisa nahan untuk ga menetaskan air mata. Semua pikiran berkecamuk. Sedih sekali rasanya melihat anak sekecil Arzan harus d operasi. Namun di sisi lain umma dan abba kuat karena berdoa 


“ Ya Allah ini sakit datangnya dari Mu, pasti Engkau juga yang sembuhkan” 

“ Ya Allah ini ujian datangnya dari Mu, maka Engkau jugalah yang pasti akan menolong” 




Akhirnya setelah penantian satu jam lebih, orang tua diminta masuk ke ruang pemulihan pasca op untuk menunggu pasien sadar sepenuhnya. 


MasyaAllah rasanya antara sedih dan lega melihat Arzan tertidur di bed pasien. 


Menunggu Arzan sadar di bed pemulian pasca op



Semua pasien pasca op adalah orang dewasa dan hanya Arzan yang masih kecil. 


Alhamdulillah Allah lancarkan operasinya. 

Allah sebaik baik penolong dalam setiap urusan hambaNya. 

Dokter pun menjelaskan bahwa operasinya berjalan lancar. Testis seblah kiri berhasil diturunkan. Untuk perawatan pasca op luka diminta untuk selalu kering, jika pun terkena air atau terkena pipis dan pup harus segera dibersihkan dan dikeringkan. 


Sekitar 15 menit menanti akhirnya Arzan pun bangun dan langsung menangis. Kata suster itu pertanda bagus, karena memang harusnya dia menangis. 

Umma dan Arzan pun berpelukan sambil Arzan berdiri di bed. Arzan masih bingung dan belum sadar sepenuhnya, dia hanya mau berdiri sambil dipeluk. 

Oh iya Arzan saat tidak memakai popok, lalu suster meminta agar Arzan dipakaikan popok. 

Saat Umma mau memakaikan popok sebenernya hariwang sekali karena takut terkena lukanya. Namun alhamdulillah anaknya biasa aja saat dipakaikan popok. 

Setelah beberapa menit Arzan pun bisa minum, sudah mau duduk, tiduran, bahkan terngkurap

 


Setelah satu jam d ruang pemulihan Alhamdulillah Arzan sudah boleh berpindah ke ruang rawat inap. 

2,5 jam pasca operasi Arzan sudah mulai ceria dan mau minum susu dan juga makan. 


Untuk tidur malam pun tidak sulit dan tidurnya pulas Alhamdulillah. 


Pagi harinya pukul stengah 10 infusan Arzan sudah dilepas dan diinfokan bahwa hari ini bisa langsung pulang setelah dokter visit dan ganti perban. 


Saat visit dokter Alhamdulillah dokter bilang lukanya kering dan bagus tinggal melanjutkan perawatan d rumah. Perawatan bisa menggunakan perban ataupun hansaplast yang penting lukanya dijaga agar tetap kering. 



    Alhamdulillah H+1 operasi sekitar jam 11 siang Arzan sudah boleh pulang



Pasca op 


Awalnya mengganti perbannya dengan menggunakan hansaplast, namun ternyata proses mengganti hansaplast menjadi drama karena susah lepasnya dan Arzannya kesakitan. Akhirnya Abba ke apotik dan beli kassa khusus yg sama seperti dipakai d RS. 


Alhamdulillah Arzan ceria bisa lari kesana kemari. Sempat agak demam tapi hanya sebentar karena memang diresepi obat paracetamol dan antibiotik. 


Semakin besar anak memang smkin responsif terhadap rasa sakit. Alhamdulillah karena Arzan sudah d khitan saat usia 7 bulan jd kemarin hanya operasi saja. 

Namun kerasa sekali perbedaannya dulu pasca khitan setiap Arzan dibersihkan lukanya dia masih bisa biasa aja dan ga rewel, padahal lukanya luka terbuka. Beda dngan skrg yg lebih responsif dan ekspresif ketika merasa sakit, meski lukanya tertutup tapi ketika dibersihkan dan dganti perban Arzan bener bener nangis dan rewel bahkan sampai kabur. 


Memang setiap fase itu pasti ada ujiannya ya. Dan Allah sebaik baik kita memohon pertolongan. Alhamdulillah Allah lancarkan operasi Arzan dan Allah sembuhkan Arzan seperti sedia kala. 


Semoga Allah jadikan kita orang orang yang selalu mengembalikan setiap urusan pada Allah semata. 


Terima kasih sudah membaca Cerita Amazan (Abba Umma dan Arzan) 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman mendapatkan Beasiswa IMPACT UGM

Kiat Cepat Menyelesaikan Skripsi/Tesis/Tugas Akhir

Pindah jurusan intinya :)