Tips Meliput dan Merilis Kegiatan Bagi Para Pemula.


“Semua orang bisa melakukan apa pun asalkan ia mau belajar”

Kalimat diatas telah saya buktikan sendiri. Seorang mahasiswa yang belum pernah sama sekali berkutat dengan dunia reportase maupun public relation Qodarullahnya justru ditempatkan di bagian HUMAS saat menjalani pekerjaan part timer di kampus. Salah satu tugas saya sebagai tim Humas adalah meliput dan menulis sebuah rilis kegiatan/acara untuk kemudian ditampilkan di laman web perpustakaan kampus
.
Sungguh bersyukur karena saya mendapatkan supervisor yang mau mengajari dan melatih saya untuk membuat sebuah rilis berita kegiatan. Sampai pada suatu hari kemudian saya diminta untuk terjun langsung melipat sebuah seminar ber Bahasa inggrissss… Jeng jeng jeng..                
  Awalnya takut ga bisa ngikutin isi kegiatannya dan nanti tulisannya bakalan jelek. Tapi bismillah dengan usaha dan doa akhirnya haha saya bisa mengikuti kegiatan dengan ya insyaAllah faham akan materi yang disampaikan dan bisa menulis rilis beritanya dengan hanya sedikit sekali revisi dari atasan. Yeay 😊 Sampai pada akhirnya udah mulai terbiasa meliput bahkan langsung membuat rilisnya di tempat itu juga, sambil heboh pegang hape, kamera, dan laptop pekerjaan ini mulai terasa menyenangkan.

Saya ingin sharing tips dari pengalaman nih. Semoga bermanfaat 😊

#1 Persiapan

-Biasakan untuk datang lebih awal sebelum kegiatan dimulai yaa. Akan lebih baik kalo kamu udah tau detail acara dengan jelas sebelumnya sehingga kamu bisa baca atau searching tentang kegiatan dan narasumbernya.
-Persiapkan kamera untuk menjepret momen terbaikmu. Pastikan batrenya  masih full dan coba cekrek sekali dua kali di tempat kegiatan untuk sekedar mencoba dan menguasai ruangan.
- Persiapkan recorder. Bisa juga menggunakan hapemu.
-Notes dan pulpen adalah si kecil yang penting karena disanalah kamu akan mencatat poin-poin beritamu
- Kalau kamu juga diharuskan mengupload di media sosial pastikan hape kamu support dan sudah terhubung ke jaringan internet yaaa.
- Duduklah di kursi dimana kamu dapat melihat pembicara dengan jelas sekaligus membuatmu fleksibel wara wiri untuk ambil gambar. Kalo favorit saya sih di kursi paling depan di ujung kiri. Selain jelas bisa melihat pembicara di posisi itu juga membuat kita bebas untuk duduk-berdiri mengambil gambar tanpa mengganggu audiens yang lain.

#2 Meliput

-          Usahakan kamu terhindar dari distraksi apapun, atau kamu akan bisa kehilangan momen penting.
-          Perhatikan susunan yang dibacakan oleh MC sehingga kamu bisa membayangkan di momen apa saja yang menjadi penting untuk di take.
-          Tidak usah menulis semua hal di notesmu, tulislah poin-poin penting yang menurut kamu menarik untuk dijadikan headline berita. Jangan lupa tulis kutipan penting dari salah satu pembicara. 
-          Jangan terlalu terlena dalam menyimak materi hehe kamu harus sigap juga dalam mengambil gambar terbaik. Pastikan objek yang ada dalam frame foto kamu tidak dalam posisi “jeleknya” mereka. Usahakan ambil gambar ketika pembicara sedang berbicara sambil tersenyum atau ambil gambar ketika audiens sedang tertawa atau muka serius. Gambar harus focus yaaa.
-          Jika kamu dituntut untuk posting media sosial saat itu juga maka kamu bisa mengambil gambar atau video menggunakan ponselmu tapi pastikan resolusi dan pencahayaannya cukup baik. Berifikirlah cepat untuk membuat caption.  Jika kamu merasa kurang puas kamu dapat mengeditnya saat kegiatan sudah selesai.
-          Momen pemotretan tersulit ialah saat kita harus menangkap gerak cepat. Seperti saat penyerahan kenang-kenangan misalnya. Pastikan posisimu sudah ada di tengah sehingga kamu leluasa untuk ambil gambar daaaan jangan lupa memastikan settingan kamera mu agar bisa menangkap gerak cepat lebih baik.


#2 Menulissss

   Tulisan yang kamu buat harus memuat 5W 1H yaa. Pastikan dengan berita yang kamu tulis kemudian akan menarik dan memberikan informasi yang jelas kepada reader.

-          Lebih Cepat Lebih Baik.
Sebaiknya ketika acara sudah selesai kamu langsung buka laptop dan menemukan tempat kondusif untuk memulai menulis rilis beritamu. Kenapa kok buru-buru ?
Karena otakmu masih menyimpan memori kegiatan dengan baik dan dipastikan kamu akan lebih lancar dan mudah membuat tulisan.
-          Jika kamu sudah expert kamu bisa menulis hanya dengan menggunakan coretan penting di notesmu untuk kemudian kamu rangkai dalam sebuah berita. Namun bukan masalah jika kamu menyalakan recorder dan menyimak ulang rekaman dari kegiatan tersebut.
-          Buat paragraph pertama menjadi informatif dan membuat orang menjadi ingin baca tulisan kamu selanjutnya. Setidaknya dalam paragraph pertama harus ada nama kegiatan, kapan dan dimana dilaksanannya.
Itu aja ? Engga dong. Ada banyak style yang bisa kamu gunakan. Kalo saya sendiri lebih senang menggunakan kutipan pembicara di awal kalimat. 
Berikut contohnya..
        
    Query letter merupakan elemen yang juga penting, ketika kita ingin mempublikasikan tulisan, yakni berupa surat yang ditujukan penulis kepada editor atau publishing houses.“Demikian yang disampaikan oleh Rosalia da Gracia, pembicara dari Sage Publishing dalam acara bertajuk “Simple Guide to Writing a Journal Article”, pada Hari Rabu, 10 Januari 2018 di Auditorium Poerbatjaraka lantai 3 Fakultas Ilmu Budaya UGM. Di hadapan mahasiswa Pascasarjana di bidang sosial humaniora, kegiatan ini mendapat apresiasi yang baik dari para peserta.

-          Hal yang utama dan yang terpenting adalaaah . Membuat Headline yang Gak Basi.
Sebagus apapun tulisan kita reader tetep akan memulai membaca dari judulnya. Kalo judulnya aja udah ga menarik yaaa pasti bakal ada aja yang akhirnya menyimbulkan “kayanya ga penting deh” “kayanya basi deh” ckckck. Sayang kan.
Jujur sih memang saya sendiri belum jago bikin tulisan yang nonjok apalagi kalo buatnya di awal. Agak sulit juga. Untuk itu saya lebih senang membuat judul di akhir ketika beritanya sudah jadi. Misal nih contoh judul yang semula

“SAGE TALK: Seminar Publikasi Jurnal”

 bisa kamu ubah jadi

“SAGE Talks : Query Letter, kiat mengambil hati Editor Jurnal”

-          Yang terpenting dalam sebuah proses menulis adalah editing. Gapapa jika di awal kamu menuliskan semua yang ada di otak kamu. Namun selanjitnya kamu harus melakukan proses editing berkali-kali supaya memastikan ide gagasan mu sudah muncul, tidak ada lagi typo, kalimat yang kamu gunakan sudah efektif dll. Kalo perlu mintalah orang lain untuk membaca tulisanmu dan menilai di bagian mana tulisanmu harus direvisi.
-          Jangan lupaaa untuk memilih foto terbaik mu dan ambil satu untuk dijadikan gambar utama di rilis beritamu

Cukup sekian sharing pada kesemoatan kali ini. Mhon maaf kalo masih kurang dan berantakan, Semoga bermanfaat 😊






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman mendapatkan Beasiswa IMPACT UGM

Kiat Cepat Menyelesaikan Skripsi/Tesis/Tugas Akhir

Pindah jurusan intinya :)