Move On dari Patah Hati Terbesar
Seminggu ini line padat ya
Banyak cerita dari mereka para awardee beasiswa RK
Seperti membuka luka lama dua tahun silam
Padahal katanya sudah ikhlas sudah move on
Haha tapi masih teringat
Selamat kepada adik adik ku yang telah lulus menjadi bagian
dari awardee beasiswa RK. Im so proud of
you
Dan ntuk kamu yang belum mendapatkan kesempatan itu, tak apa.
Allah have another plan for you 😊
Let me give a short story for you
Dua tahun silam aku bukanlah aku yang sekarang, masih
sembarangan, masih pake jeans kemana mana, bajunya ketat, jilbabnya nerawang,
tidak punya target hidup jelas, dll.
Lalu aku dipertemukan dengan lingkungan yang membuatku
resah. Resah bagaimana? Ya resah, resah karena aku merasa belum bisa menjadi Muslimah
yang taat pada Allah. Resah karena
sebagai manusia aku merasa masih minim memberikan kontribusi bagi sesama.
Hingga akhirnya aku menemukan beasiswa PPSDMS/RK karena di
lingkungan ku berorganisasi banyak aku temui para awardee beasiswa ini
Bismillah. Dengan niat awal ingin berubah, ingin mendapatkan
lingkungan dan saudara yang bisa membawa pada kebaikan. Aku mendaftar.
Minder. Jelas.
Bahkan aku tidak berani bercerita pada sahabatku di kampus
saking mindernya
Pendaftar beasiswa ini adalah teman-temanku yang jilbabnya
panjang, yang prestasinya setumpuk.
Sedangkan aku, apalah. Hanya anak kuliahan mainstream yang
sedang dalam ikhtiar memperbaiki diri.
Ada tiga tahapan dalam seleksi, di tahap pertama yakni
administrasi saja sudah pesimis. Ah sudahlah ga usah ngarep.
Namun…
Saat pengumuman .. Nama ku tertera di kolom pengumuman.
Lanjut pada test spiritual assessment di tahap dua, lagi
lagi namaku tercantum di daftar peserta
yang lolos
Ke pesimisan ku saat itu mulai berubah menjadi sebuah tangga
optimisme.
Semangat dari lingkungan sekitar mambuat ku mulai merancang
mimpi dan strategi untuk bisa lolos di tahap terakhir dimana saingannya tinggal
satu lawan satu.
Sudah ku rencanakan bagaimana nanti jika aku tinggal dua
tahun di asrama, mimpi apa saja yang akan aku raih, mau apa setelah lulus
asrama, apa saja yang nanti akan aku lakukan disana, semuanya sudah tercandang
dengan baik. Bahkan aku tidak peduli jika nanti tidak dapat uang beasiswanya, yang
aku butuhkan adalah pembinaannya.
Namun mungkin dalam proses ini aku terlalu sombong..
Hingga akhirnya sampai di tahap ketiga yakni tes presentasi
dan wawancara.
Aku masih ingat, beasiswa ini diumumkan pada saat bulan puasa.
Saat itu aku sedang berbuka puasa di kampusku di fisipol,
dan hendak melanjutkan tarawih disitu juga.
Di sore itu beasiswa sudah diumumkan di web. Namun aku masih
tidak bernyali untuk membukanya.
Hingga selepas berbuka puasa datanglah salah satu adik
tingkatku dan dia mengucapkan selamat. Dia mengucapkan selamat karena katanya
namaku, ya namaku.. ada di daftar lolos seleksi beasiswa.
Allahu Akbar, aku nyaris sujud syukur di lantai saat itu
juga, menahan rasa antara percaya dan tidak percaya.
aku kemudian lekas membuka hp dan mengecek pengumumannya.
Namun…
BUKAN
Itu bukan namaku
Memang ada temanku yang memiliki nama depan sama denganku
Dan itu bukan aku
Hari itu, di bulan Ramadhan.. sebelum tarawih berlangsung..
dunia ku adalah tentang kesempitan
Hari itu, aku merasakan patah hati terberat
Hari itu, semua rancangan hidupku hancur
Hari itu, aku menahan tangis di sajadah tarawih ku
Selepas kemabali ke kamar
Tangisku meledak
Ya Rab. Bagaimana aku mengatasi semua ini, mengapa proses
panjang ini seolah menerbangkan ku ke langit, lalu dijatuhkannya aku ke palung
laut paling dalam
Ya Rab. Bagaimana aku bangkit dari rasa sakit ini. Ketika
aku ingin berubah menjadi lebih baik, mengapa seolah kau tutup sudah jalan ini.
----
Ya itu yang aku
fikirkan.
Dan bagiku itu adalah patah hati tebesar yang aku rasakan
selama ada di bangku kuliah
Dimana teman teman ku lolos namun aku tidak, dimana grup BEM
berisi ucapan selamat kepada mereka yang lolos
Sedangkan aku haha. Menangis.
Ku ucapkan selamat pada mereka, teman temanku tersayang yang
Allah izinkan melangkah ke dalam sana.
Dan hari ini, rasanya sama.
Ketika timeline berisi ucapan syukur dari mereka yang lolos
Aku yakin, di sudut sana sedang ada dila dila yang lain yang
sedang menguatkan diri
Butuh waktu lebih dari tiga bulan supaya aku bisa berdiri
dan kuat lagi.
Aku harap mereka membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Bersyukur karena ternyata masih banyak orang yang menguatkan
ku.
Terima kasih ku ucapkan kepada mas Satria Tri Putra mantan Ketua
BEM KM 2015.
Seorang alumni RK yang entah bagaimana caranya memahami
kondisi adik-adiknya yang gagal ini.
Penguatan secara langsung, bahkan hingga diberikan lembar assessment
untuk bisa pulih dan bangkit kembali merencanakan plan hidup selanjutnya
“Mungkin orang orang hebat yang kamu kenal di sekitarmu
memang alumni RK. Tapi itu hanya sebagian kecil, masih banyak orang hebat
lainnya yang tidak perlu masuk beasiswa RK. Dan kamu harus jadi salah satunya.
Buktikan bahwa jika kamu ingin berubah karena Allah ingin menjadi hebat karena
Allah. Tak perlu lingkungan khusus, lingkungan apapun akan bisa kamu lalui”
kata nya
Aku beruntung memiliki banyak teman yang kemudian menghubungi
dan menguatkanku.
Saat itu aku hanya berkata untuk menghibur teman teman ku
“Ga
apa apa ga masuk RK, yang penting nanti dapat jodonya anak RK haha”
Setidaknya membuat mereka tertawa dan berfikir jika aku kuat juga otomatis akan
membuat diriku sendiri lebih kuat bukan
Sejak saat itu. Aku bertekad untuk kuat dan ikhlas.
Aku harus bangkit, aku harus buktikan bahwa aku memiliki
tigkat resiliensi yang kuat.
Penelitian ilmiah yang dilakukan para pakar psikologi selama lebih kurang 50 tahun terakhir tentang daya lenting membuktikan bahwa daya lenting merupakan kunci sukses seseorang dalam menjalani hidup (kompas,2009).
Resiliensi sendiri adalah daya lentur. Ya seberapa lentur kita sebagai seorang individu bangkit dari problem kehidupan. Seberapa jauh kita melompat dari kejatuhan kita.
Proses resiliensi dalam diriku membantu ku mampu untuk dapat kembali membangun optimisme dan menggapai cita ku
Sampai saat ini ya aku masih berproses, dan aku bersyukur melalui
tahap patah hati yang besar ini.
Aku menyadari
Mungkin niatku saat itu ada yang salah
Mungkin doaku kalah banyak dengan teman teman ku yang jauh
lebih sholeh
Mungkin usahaku kurang kuat
Dan mungkin Allah sedang mempersiapkan jalan yang lain
Hari ini, dua tahun berlalu.
Telah banyak sekali hikmah yang aku ambil
Tentang bagaimana aku berbaik sangka kepada Allah
Tentang apa itu ikhlas
Tentang apa itu berjuang
menjadi lebih baik karena Allah
Alhamdulillah aku berproses, dalam perjalanku ada banyak
perubahana dalam diriku yang mungkin tidak untuk diketahui orang lain.
Aku bersyukur karena dalam prosesku kemudian aku bisa
diamanahi menjadi Menteri Keungan BEM KM 2017 bersama teman temanku yang juga
awardee beasiswa RK.
Aku bisa lulus sesuai target 3.5 tahun ku dengan predikat
cumlaude.
Aku bisa mendapatkan kesempatan magang dan bekerja.
Aku bisa menjalin relasi dengan orang-orang yang sangat
berpengaruh di hidupku
Semuanya tentang semuanya. Aku bersyukur. Ternyata tanpa masuk beasiswa
RK pun Allah memberikan aku sebuah perjalanan yang juga indah, yang juga penuh
perjuangan dan pencapaian.
Banyak hal ajaib yang Allah siapkan. Ya jika kita memang mau
bermuhasabah dan mengembalikan segala hal hanya pada Allah.
Terima kasih semesta
Akhirnya setelah dua tahun. Cerita patah hati ini bisa
terurai 😊
Komentar
Posting Komentar